SMAN 4 Pontianak atau yang kerap disapa Tetra baru saja meluncurkan program Gerakan Budaya Peduli Lingkungan Hidup Sekolah. Dede Hidayat, selaku kepala sekolah SMA Negeri 4 Pontianak memaparkan persiapannya dalam mewujudkan Gerakan Budaya Peduli Lingkungan Hidup Sekolah. “Persiapan yang telah kita lakukan ialah mulai dari perencanaan melalui rapat-rapat, mengkoordinasi dengan bapak dan ibu guru, serta merancang program-program apa yang mau di laksanakan. Semuanya nanti akan kita tuangkan ke dalam program sekolah dan tentunya nanti akan di support oleh berbagai pihak. Harapannya tidak hanya di support oleh lingkungan sekolah tetapi juga ada pihak luar yang akan mensupport kita, Karena saya melihat bahwa kita sudah harus memulai gerakan sekolah, khususnya SMA Negeri 4 Pontianak supaya terciptanya lingkungan yang sehat. Tidak hanya itu setiap warga sekolah juga harus mempunyai kepedulian terhadap sekolah, mulai dari peserta didik, pendidik, serta kependidikan. Sehingga harapan tersebut bisa menjadi suatu gerakan masal di sekolah. ” “Tujuannya dalam rangka untuk menciptakan sekolah ini yang mempunyai budaya dan menunjukkan peduli terhadap lingkungannya. Tentunya bertitik tolak kepada misi sekolah kita yang dimana poin tidak hanya berprestasi, tidak hanya cerdas tetapi disitu ada kepedulian terhadap lingkungannya. Kita ciptakan bagaimana lingkungan sekolah kita ini sedemikian mulai dari lingkungan kelas, ruang belajar, lingkungan bermain, termasuk semua sarana pendukung.” Ujar Pak Dede Hidayat
Pak Dede Hidayat juga menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan setelah program GBPLHS ini launching. “Kita mulai dari yang kecil-kecil dulu misalnya bagian progja pengolahan sampah, nah ini kita pikirkan bagaimana caranya mengembalikan kembali sekolah kita yang dulu bermoto zero sampah, nah kita juga harus tau bagaimana cara pengendaliannya, terutama mulai dari kelas sehingga sampah benar-benar bisa di kendalikan. Selanjutnya pada bagian progja air, bagaimana cara kita bisa melakukan penghematan air di sekolah kita, karena kita berlangganan dengan pihak PDAM, jadi tolak ukurnya nanti bisa kita lihat pada bulan depan bagaimana tagihan airnya, apakah semakin membengkak atau semakin berkurang tagihannya, jika berkurang berarti salah satu indikator sudah berhasil. Di samping itu bisa juga nanti kita mengendalikan air-air buangan melalui drainase atau melalui penjernihan air sehingga bisa bermanfaat, pokoknya semua itu akan tertuang pada masing-masing progja yang telah di koordinasikan oleh bapak, ibu guru dan juga melibatkan seluruh siswa dengan di dorong atau menjadi pionir kadar-kadar yang ada, terutama anak-anak yang berada di pengurusan OSIS kemudian MPK adalah bagian dari kadar, begitu juga setiap kelasnya nanti ada kadar-kadarnya yang akan masuk ke dalam masing-masing progja.”
Dan adapula beberapa kendala yang di hadapi Bapak Dede Hidayat dalam melaksanakan program GBPLHS ini. “Kendala kita ini ialah bangunan, karena bangunan dalan proses pembangunan makanya kita harus memilih mana yang menjadi prioritas terlebih dahulu. Yang kedua mungkin kendalanya ialah pembiayaan karena semua kegiatan harus di support oleh pembiayaan, tapi kita jangan patah semangat hanya karena kendala tersebut, tetapi kita harus tetap semangat mencari solusi bagaimana supaya program ini bisa berjalan. Kemudian kendala yang lain barangkali kita harus membangkitkan semangat warga sekolah kita, mungkin sebelumnya kita telah melalui masa pandemi sehingga pembiasaan-pembiasaan itu berubah, yang sebelumnya SMA Negeri 4 ini di katakan zero sampah tetapi karena pandemi pembiasaan ini kita rubah lagi sehingga menjadi normal kembali. Saya pikir hal ini termasuk hal yang wajar, namanya hambatan itu pasti ada tetapi jangan jadikan hambatan tersebut peluntur semangat kita, tetapi harus jadikan hal tersebut sebagai tantangan yang mesti kita dobrak dan kita cari solusi.”
Adapun Ibu Nurdianingsih, selaku Waka Kesiswaan SMA Negeri 4 Pontianak dan sekaligus ketua Gerakan Budaya Peduli Lingkungan Hidup Sekolah. Ibu Nurdianingsih memberikan tanggapan mengenai launchingnya GBPLHS ini, “Alhamdulillah, acara launching GBPLHS pada hari ini berjalan dengan lancar, kemudian juga sudah diresmikan program kita oleh kepala sekolah.” “Hari ini hanya peresmiannya saja ya, dan nanti kelanjutannya kita berhubungan dengan program-program apa yang kita susun serta apa yang kita laksanakan kedepannya. Dan kita ada 5 program, yang dikelompokkan ke dalam progja-progja. Yang pertama ada progja penghijauan, kedua progja konservasi tanah, ketiga konservasi air, kemudian ada konservasi energi, dan ada konservasi kebersihan dan pengelolaan sampah.” Dan Ibu Nurdianingsih juga menuturkan harapan kedepannya untuk acara GBPLHS ini. “Dimana kedepannya harapan ibu dan harapan semua warga sekolah kita programnya berjalan dengan lancar sesuai dengan mimpi yang akan menjadi nyata.”
Kami juga berkesempatan untuk mewawancarai selaku murid/peserta kegiatan GBPLHS yaitu Hani Umari dari kelas mipa 5 dan Ahmad bin Anul Aziz dari kelas mipa 6, mereka mengatakan kegiatan ini sangat menarik dan juga luar biasa serta menambah ilmu pengetahuan mereka berharap kegiatan yang dilaksanakan hari ini kedepannya bisa membuat tetra Bisa berkembang menjadi lebih baik dan dapat menemukan hal – hal baru Hani Umari mengatakan ia sudah memilih progja yang akan dia pilih adalah mengenai energi.
(ptr/qlb/HP/KMH/41)