A. Latar Belakang
Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi.Bagi seseorang yang terampil menulis, keterampilan menulis sangat bermanfaat untuk mengembangkan ide atau gagasan/pikiran, kreativitas, kepercayaan diri, keberanian, kebiasaan, dan kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, mengolah, dan menata informasi. Dikatakan demikian karena menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis yang produktif satu diantaranya adalah menulis menghasilkan teks prosedur kompleks.
Memproduksi teks prosedur kompleks adalah satu diantara kompetensi yang harus dicapai siswa kelas XI pada semester II (genap) pada kurikulum 2013. Siswa yang mahir memproduksi teks prosedur kompleks, dapat di pastikan bahwa siswa tersebut memunyai pola pikir yang teratur dan runtut. Hal ini dikarenakan untuk menghasilkan sebuah teks prosedur kompleks seseorang terlebih dahulu harus memahami langkah-langkah atau urutan kegiatan objek yang dijelaskan.
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, sebagaian besar siswa kelas XI masih mengalami kesulitan dalam memproduksi teks Prosedur kompleks dan ini dapat dilihat dari nilai tugas dan nilai ulangan harian sebagian besar siswa
kelas XI pada materi prosedur komplek banyak yang tidak mencapai tingkat kriteria ketuntasan minimal (KKM) (75/2.66). Menurut penulis, rendahnya pencapaian nilai siswa ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor berikut ini:
1. Aktivitas belajar siswa masih sangat rendah.
2. Siswa belum terbiasa belajar dengan pendekatan Scientific.
3. Dalam beberapa kali praktik pembelajaran di kelas XIpenulis lebih banyak aktif dari pada siswa. Kelas cenderung pasif, informasi lebih dominan dari guru kepada siswa.
Kurikulum 2013 menuntut guru mengubah pola pikir dan pola ajar dari Teacher Oriented (Pembelajaran Berpusat pada Guru) menjadi Student Oriented (Pembelajaran Berpusat pada Siswa). Jadi guru berfungsi sebagai fasilisator di dalam kelas. Kurikulum 2013 juga menuntut guru kreatif, inovatif dalam menentukan model-model pembelajaran dan media pembelajaran, bahan ajar, bahkan evaluasi pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat apabila dikombinasikan dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat, tentunya akan menghasilkan pembelajaran yang optimal. Pemanfaatan gambar audio-visual menurut penulis merupakan media yang sangat tepat. Selain sisi ekonomisnya yang tidak memberatkan, media audio-visual ini juga dapat menjelaskan yang abstrak menjadi lebih nyata. Selain itu, audiovisual ini juga lebih mudah di dapat dan jumlahnya tidak sedikit, bergantung apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
B. PEMBAHASAN
1. Teks Prosedur Kompleks
Pengertian Menulis
Menulis pada dasarnya adalah proses untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam bahasa tulis. Oleh sebab itu, Akhadiah (1988:2) memandang menulis adalah sebuah proses, yaitu proses penuangan gagasan atau ide kedalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan suatu sistem yang utuh.
Dengan kata lain, menulis merupakan pernyataan pikiran, gagasan, dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya dan pesan mempunyai arti isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.
Menurut Akhadiah (1988:3), kegiatan menulis ialah suatu proses, yaitu proses penulisan. Artinya menulis dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
a. Tahap prapenulisan.
b. Tahap penulisan
c. Tahap revisi.
Setelah semua proses tersebut dilalui, maka akan dihasilkan sebuah produk tulisan, yakni tulisan sendiri. Produk tulisan yang dihademikian, semua produk tulisan yang dihasilkan pada dasarnya tujuannya adalah menjalin komunikasi antara penulis dan pembacanya.silkan akan sangat beragam, baik deri segi tujuan, genre maupun sasarannya.
2. Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis pada hakikatnya adalah suatu pembelajaran tentang bagaimana seseorang mengekspresikan ide dan perasaan lewat media tulisan. Melalui kegiatan menulis, seseorang juga bisa mengenali kemampuan dan potensi diri. Mampu mengemukakan gagasan dan melatih bernalar dalam menghubungkan fakta, mampu merekam pikiran-pikirannya mengenai hal-hal penting atau kegiatan-kegiatan dalam kehidupan, bahkan menulis dapat melatih berpikir serta berbahasa secara tertib, Akhadiah (1988:1)
Tarigan (1993:9)menyatakan bahwa tujuan pengajaran menulis adalah:
(1) Membantu siswa memahami bagaimana berekspresi dapat melayani mereka melalui karya dan kegiatan menulis.
(2) Meransang imajinasi dan daya pikir atau intelek siswa mengekspresikan diri secara bebas.
(3) Siswa mampu menggunakan perangkat kaidah menulis dan menggunakan kaidah kebahasaan sewaktu menulis.
3. Hakikat Memproduksi Teks Prosedur Kompleks
Menurut kamus besar bahasa Indonesia prosedur adalah langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu masalah atau aktivitas, sedangkan kompleks adalah beberapa unsur yang pelik, rumit, sulit, dan saling berhubungan. Menurut Tika Atikah (2012:91) Teks prosedur kompleks adalah sebuah teks yang berisi langkah-langkah untuk meyelesaikan suatu masalah yang kompleks atau rumit, namun saling berhubungan.
Dalam setiap teks prosedur kompleks terdapat struktur teks yang terdiri dari:
1) tujuan
tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai
2) langkah-langkah.
Langkah-langkah adalah cara yang ditempuh agar tujuan itu tercapai. Dalamteks prosedur kompleks langkah-langkah merupakan urutan yang tidak dapat dibolak balik. Dengan kata lain, langkah awal menentukan langkah berikutnya.
Teks prosedur di bagi atas dua, yaitu teks prosedur sederhana dan teks prosedur kompleks. Sebuah teks prosedur dapat dikatan kompleks atau sederhana bergantung pada banyaknya langkah-langkah dan sub langkah yang tercantum dalam teks tersebut. Teks prosedur tentang proses tilang di jalan raya merupakan contoh teks prosedur yang kompleks, sedangkan teks prosedur mengoperasikan setrika merupakan contoh teks prosedur sederhana.
Bahasa yang digunakan dalam teks prosedur kompleks adalah bahasa yang jelas dan mudah di pahami. Adapun fitur bahasa teks Prosedur Kompleks menurut Maryanto, dkk (2014:40) sebagai berikut:
a. partisipan manusia secara umum,
b. verba material,
c. verba tingkah laku,
d. konjungsi temporal,
e. menggunakan kalimat imperatif, deklaratif dan interogatif.
Untuk menghasilkan teks prosedur kompleks yang benar, yang bisa dilakukan adalah menerapkan semua kaidah yang menjadi ciri teks prosedur kompleks. Untuk itu, usahakan teks yang dibuat mengandung struktur teks yang baik dan unsur-unsur kebahasaan yang mendukung langkah-langkah yang harus ditempuh.
Jika dilihat dari pola penalarannya, teks prosedur kompleks ini dapat digolongkan dalam jenis karangan eksposisi. Hal ini dapat dilihat dari adanya paparan tentang uraian langkah-langkah untuk melakukan atau memproduksi sesuatu dalam teks prosedur kompleks.
4. Media Audio Visual
a. Pengertian media pembelajaran Audiovisual
Media pembelajaran audio-visual adalah alat bantu yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar. Menurut Soeparno (1988:51) media pandang-dengar (audiovisual) adalah perpaduan antara dua media yaitu media pandang dan media dengar.
Media pembelajaran audio-visual menggunakan alat berupa televisi, audio, film, program slide-tape. Media ini menfokuskan pada kecermatan penglihatan dan pendengaran siswa dalam menggunakan alat bantu media audiovisual. Ditinjau dari segi teknis, yang dimaksud dengan media pembelajaran audiovisual menunjukkan pada beberapa macam perangkat keras yang dipakai untukmenyampaikan ide dan pengalaman melalui mata dan telinga.
a) Slide
Menurut Arsyad (2011:47), “slide (film bingkai) adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2×2 inci”. Bingkai rsebut terbuat dari kartun dan plastik. Film bingkai diproyeksikan dengan suara yang dikenal dengan film bingkai bersuara atau slide bersuara. Media ini merupakan perpaduan antara dua media yaitu media pandang berupa slide dan media dengar berupa rekaman. Kedua media tersebut dipresentasikan bersama-sama untuk mengomunikasikan satu program. Prinsipkerjanya berupa memproyeksikan slide yang sudah diurutkan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan urutan kejadian, yang kemunculannya dilakukan satu persatu disertainarasi hasil pemutaran pita rekaman.
b) Film
Menurut Arsyad (2011:49), “film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup”. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontiniu. Media ini dapat mengomunikasikan informasi lewat lambang verbal, visual, dan gerak. Informasi yang dikomunikasikan lewat ini akan lebih konkret sehingga lebih mudah terserap oleh penerima informaan dalam pembelajaran bahasa. Film sangat sesuai untukmelatih keterampilan mendengar, berbicara, dan keterampilan menulis. Untukmelatih keterampilan mendengar dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan isi cerita yang telah dilihat atau didengar.
c) Video
Menurut Arsyad (2011:49) video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Film dan video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, dan mempersingkat atau memperpanjang waktu.
Menurut Munir (2012:18) video pada dasarnya adalah alat atau media yang dapat menunjukkan simulasi benda nyata. Video juga dapat diartikan sebagai media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar bergerak dan dapat memberikan ilustrasi/fantasi. Video juga dpat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan informasi yang menarik, langsung dan efektif.
Media ini merangkum karakteristik yang dimiliki oleh film dan radio. Saluran informasi yang sama dengan film, yakni lambang verbal, visual dan gerak, tetapi persentasinya sama dengan radio yaitu dengan cara mempersentasikan lewat pesawat pemancar yang kemudian diterima oleh si penerima informasi lewat pesawat penerima. Hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.
b. Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Audio-Visual
Menurut Arsyad (2011:49), kelebihan dan kelemahan media pembelajaran audiovisual (televisi dan video) adalah sebagai berikut:
a) Kelebihan media Audio Visual
1) Kelebihan media pembelajaran audio-visual (televisi dan video)
Dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik dan lain-lain
2) Dapat menggambarkan suatu proses cara yang dapat disajikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu
3) Dapat menanamkan sikap dari segi-segi efektifnya
4) Mangandung nilai-nilai positif, dapat mengandung pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
5) Dapat menyajikan peristiwa-peristiwa berbahaya bila dilihat secara langsung
6) Dapat menunjukkan kepada kelompok besar atau kecil, kelompok heterogen maupun perorangan
7) Dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan satu setengah menit.
b) Kelemahan Media Pembelajaran Audio-Visual (televisi dan video)
1) Umumnya memerlukan biaya dan waktu yang banyak
2) Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan
Film yang tersedia tidak terlalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar diinginkan kecuali film atau video yang dirancang dan diproduksi untuk kebutuhan sendiri.
Media pembelajaran sangat penting bagi terlaksananya proses transfer ilmu dari guru kepada siswa. Proses pembelajaran dengan media akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber atau penyalur pesan lewat media tersebut. Media pembelajaran dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa.
Dalam proses pembelajaran media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran, sebagai sarana penyampai informasi berupa materi ajar yang diberikaan oleh guru agar siswa lebih mudah memahami dan tertarik menyimak materi pembelajaran yang diberikan. Oleh karena itu, media yang digunakan diarahkan untuk mempermudah siswa dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian penggunaan media pembelajaran dipandang dari kebutuhan siswa, dan bukan kepentingan guru.
Hal lain yang harus diingat adalah bahwa media harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu harus meningkatkan motivasi belajar, harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah di pelajari, serta mengaitkan pembelajar dalam memmberikan tanggapan, umpan balik, dan juga mendorong guru untuk melakukan praktik-praktik penggunaan media dengan benar. satu hal yang perlu diingat bahwa penggunaan media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Secanggih apapun sebuah media, tidak akan dikatakan sebagai penunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajaran.
. Pembelajaran Memproduksi Teks Prosedur Kompleks dengan Media Audio Visual.
Pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks dengan menggunakan media audio visual adalah upaya yang dipilih guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memproduksi atau membuat teks prosedur kompleks. Siswa yang pada awal nya kesulitan memproduksi teks prosedur kompleks di harapkan dengan penggunaan media audio visual ini akan memudahkan siswa berpikir runutut dalam menentukan langkah-langkah atau urutan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam melakukan sesuatu sesuai tujuan yang akan dicapai.
Sesuai dengan sifat yang dimiliki oleh media audio visual yaitu mendekatkan yang jauh dan mengkongkretkan yang abstrak, maka dapat dipastikan rangkaian kegiatan dalam prosedur kompleks yang tadinya hanya berupa angan-angan atau imajinasi-imajinasi dalam benak siswa bisa ditampilkan lebih kongkreat dengan jelas melalui media audio visual.Media audiovisual juga dapat menggambarkan suatu proses cara yang dapat disajikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu Sehingga memudahkan siswa dalam mengurutkan dengan tepat langkah-langkah kegiatan yang harus di tempuh.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan media audio visual baik dari persiapan hingga pelaksanaandalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa memproduksi teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut:
1. Memilih jenis tampilan audio visual dengan kualitas suara dan gambar yang baik.
Tampilan audio visual adalah tampilan yang tidak hanya sekadar gambar bergerak (visual) namun juga disertai dengan suara (audio). Kualitas tampilan gambar dan suara dalam video harus dengan kualitas yang sangat baik sehingga bisa dilihat dan di dengar siswa dengan maksimal. Hal ini dilakukan agar informasi yang akan dijadikan bahan dalam memproduksi teks prosedur kompleks yang disampaikan dalam video tersebut bisa di serap dengan maksimal. Selanjutnya, penulis memyarankan video yang dipilih sebagaiknya video animasi. Hal ini dilakukan karena video animasi cenderung terlihat lebih menarik dan tidak mengundang komentar siswa karena bentuk fisik pemeran dalam video tersebut dan sebagainya. Sehingga tidak memecah konsentrasi siswa dalam menyimak informasi yang ada dalam video tersebut.
2. Memilih content video yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Isi atau content video sebaiknya berupa hal-hal yang dekat dengan dunia peserta didik atau hal-hal yang sering mereka temui atau mereka lakukan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah dalam mengontruksi teks yang akan mereka bangun. Video yang digunakan sebagai media pembelajaran inibisa saja berisi petunjuk berkendara motor yang baik agar selamat dalam berkendara. Video langkah-langkah mengurus SIM dan lain sebagainya yang dekat dengan dunia mereka.
3. Memutar beberapa kali tayangan video yang ditampilkan.
Video animasi yang telah dipilih sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas ditayangkan berulang-ulang sebanyak tiga kali. Sebelum video ditayangkan secara fisik dan mental siswa disiapkan secara maksimal untuk siap menyimak dan mencatat informasi penting petunjuk melakukan sesuatu yang terdapat dalam video.
4. Memproduksi teks
Langkah terakhir dari pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks dengan media audio visual ini adalah mengonstruksi atau menyusun rangkaian informasi yang di peroleh dari menyaksikan video yang ditayangkan ke dalam bentuk teks prosedur kompleks.
Sebagai contoh, apabila video yang ditayangkan adalah petunjuk dalam mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM) maka setelah menyaksikan tayangan tersebut siswa berbekal informasi yang mereka peroleh langsung membuat teks prosedur kompleks sesuai arahan guru yaitu tentang tata cara pembuatan SIM dengan urutan langkah-langkah yang tepat dan tujuan yang ingin dicapai.
Penggunaan media audio visual berupa video seperti yang penulis jelaskan di atas, dapat dipastikan akan sangat mempermudah siswa dalam menulis teks prosedur kompleks. Hal ini dikarenakan informasi yang disajikan dalam video sudah sangat lengkap dan runtut. Apabila siswa mampu berkonsentrasi penuh dalam menyimak tayangan video tersebut maka dapat dipastikan teks prosedur kompleks yang dihasilkan akan sangat berkualitas. Seluruh rangkaian kegiatan atau langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai prasyarat dalam mencapai tujuan dalam teks prosedur komplekspun terpenuhi.dan tujuan yang diharapkan akan tercapai. Upaya peningkatan ini secara nyata dapat dilihat dari hasil memproduksi teks prosedur kompleks dari aspek isi, struktur, kosakata, kalimat dan mekanik.
Selain penggunaan media dan model pembelajaran yang tepat, berhasilnya sebuah pembelajaran hingga mencapai tujuan ditentukan juga oleh faktor guru. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, diharapkan guru secara langsung dapat memengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Guru diharapkan bijak dalam memilih cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan konsep-konsep teori yang akan disampaikan.
Seorang guru diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai tentang siswa di kelas. Tugas seorang guru adalah mengarahkan siswa ke arah perkembangan yang optimal. Oleh karena itu guru harus juga dapat membuat suatu pengajaran yang lebih efektif dan menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Dengan media pembelajaran yang tepat diharapkan kemampuan siswa memproduksi teks Prosedur Kompleks menjadi lebih baik. Pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks dapat dilakukan dengan menggunakan media video. Melalui media video memotivasi siswa untuk membuat keterkaitan antara pengetahuan dengan aplikasinya dalam kehidupan nyata
C. Simpulan
1. Pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks merupakan keterampilan yang ditekankan pada praktik dan latihan yang berkesinambungan dan terus menerus. Guru dalam pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks jangan hanya memberikan pengetahuan tentang prosedur kompleks kepada siswa, tetapi ditekankan pada praktik dan latihan. Pembelajaran memproduksi teks prosedur kompleks disampaikan oleh guru dengan cara terprogram dan terencana demi keberartian kegiatan dan keberhasilan mencapai tujuan kegiatan tersebut.
2. Guru mampu membimbing siswa untuk dapat menuangkan ide dan perasaannya dalam memproduksi teks prosedur kompleks. Satu diantara alternatif yang dapat dilakukan guru adalah dengan cara mengajarkan memproduksi teks prosedur kompleks kepada siswa menggunakan media video. Dengan menggunakan media video guru dapat memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Muhsin. 1990. Strategi Belajar MengajarKeterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.
Akhadiah, Sabarti dkk.1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Direktorat Pembinaan SMA. 2014. Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Saintifik. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Menengah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hatikah, Tikah dkk. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grafindo.
Kemendikbud. 2013. Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar SMA/MA. Indonesia:Kemendikbud.
Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Guru Implimentasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK Bahasa Indonesia.Jakarta: Kemendikbud.
Maryanto, dkk. 2013. Buku Guru Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X.Jakarta: Kemendikbud.
Maryanto, dkk. 2014. Buku Paket Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Kelas X.Jakarta: Kemendikbud.
Muchith, Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual.Semarang: Media Group.
Munir. 2012. Multimedia; Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung. Alfabeta
Sadiman, Arief S dkk. 2008. Media pendidikan; Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara.
Susilana dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.